Artikel EP : 1 Liburan ke Lombok – Menginap di Sweet Peach House (SPH) ini seharusnya sudah saya rampungkan dari beberapa bulan lalu, setelah pulang berlibur dari Lombok dan Bali pada Maret lalu. Tetapi karena kesibukan dan tingkat kemalasan yang tinggi baru sekaranglah saya bisa terbitkan.
Pengalaman yang bisa dikatakan jauh berbeda jika dibandingkan dengan beberapa tahun belakang, di mana dalam tiap traveling yang saya lakukan selalu ke negara tetangga semisal Singapura, Malaysia ataupun Thailand. Alasannya pun cukup sederhana, karena jalan-jalan di negara tetangga lebih murah dari pada berliburan ke beberapa kota di tanah air.
[toc]
Liburan ke Lombok melalui Malaysia
Bagi saya tentunya untuk bisa sampai ke Lombok dengan maskapai nasional rasanya tidak mungkin, ya.. karena biayanya yang memang lebih besar. Dari Pekanbaru harus transit terlebih dahulu ke Jakarta dan lalu baru bisa ke Lombok.
Alhamdulillahnya, keinginan saya untuk mengunjungi pulau seribu masjid akhirnya tercapai saat maskapai AirAsia memberikan saya peluang dengan promo tiket murahnya. Meskipun keberangkatan baru bisa dilakukan lebih kurang 8 bulan sejak pemesanan saat itu. Dengan memesan saat itu, saya bisa mendapatkan harga jauh lebih murah jika dibandingkan saat saya berangkat melalui Pekanbaru – Jakarta – Lombok – Bali – Jakarta – Pekanbaru. Total tak sampai 1 juta untuk biaya pulang pergi yang saya dapatkan dari maskapai asal negeri jiran ini dengan rute Pekanbaru – Kuala Lumpur – Lombok – Bali – Kuala Lumpur – Pekanbaru.
Singkat cerita, menjelang keberangkatan liburan ke Lombok saya dihadapkan suatu hambatan yang hampir saja membuyarkan harapan untuk bisa mengunjungi pulau yang memiliki destinasi wisata menarik ini. Ya… Februari 2020 berita penyebaran tentang Covid-19 Virus aka Corona mulai membanjiri seluruh media masa tanah air meskipun belum ditemukan kasus di Indonesia. Berdoa betul hingga seminggu sebelum keberangkatan, agar saya tetap bisa melakukan perjalanan tersebut. Syukurnya di negeri jiran sendiri sewaktu itu masih belum ketat dan masih dibuka untuk negara-negara tetangga.
Dengan tekad kuat pada akhirnya saya tetap memberanikan diri terbang ke Lombok via Kuala Lumpur pada 09 Maret 2020 lalu. Bukan tak takut dengan peredaran virus ini, hanya saja persiapan sejak Juni tahun lalu rasanya sayang untuk dibatalkan. Sudah jauh-jauh hari keinginan untuk mengunjungi destinasi ini begitu menggebu.
Berangkat siang dari Pekanbaru, lalu menginap semalam di Bandara KLIA 2, dan esok sorenya baru berangkat ke Lombok. Memang waktu yang dilakukan sedikit terbuang karena transit ini, tetapi cara ini pula yang bisa mengabulkan harapan saya ke Lombok.
Otomatis selama di bandara tersebut, saya hanya tidur di mushalla dan berpindah pindah karena memang tidak senyaman yang saya pikirkan. Meskipun banyak tempat atau area yang bisa dijadikan tempat beristirahat. Hingga pada akhirnya saya lepas landas dari KLIA 2 Airport, seingat saya.. saya tidak tidur (paling 1-2 jam tidur ayam).
Lombok dan Menginap di Sweet Peach House
Lebih kurang 3 Jam 30 menit akhirnya pesawat yang membawa saya liburan ke Lombok mendarat di Lombok International Airport/ Zainuddin Abdul Madjid International Airport. Tak perlu waktu lama, setelah memberikan kertas imigrasi, saya bergegas mencari bus Damri dengan tujuan Senggigi dimana lokasi penginapan yang menjadi tempat istirahat saya pada malam itu.
Mencari bus pun tak sulit, hanya saja saya harus menunggu beberapa penerbangan dan penumpang yang akan tiba, sebab hanya saya sendiri saat itu. Hampir setengah jam hingga pada akhirnya ada beberapa penumpang dan membuat kami segera berangkat. Menggunakan bus Damri dengan tujuan awal mengantar penumpang ke Mataram baru lalu ke Senggigi.
Sambil dalam perjalanan saya tetap mengamati google maps untuk menuju tempat saya menginap Sweet Peach House. Sejak beberapa tahun belakangan saya mengamati penginapan bewarna peach ini, apalagi semenjak kak Fivit salah satu blogger Pekanbaru membuat postingan review plus saat masuk televisi nasional.
Setelah berhenti dan menurunkan penumpang di Mataram, perjalanan dilanjutkan ke Senggigi. Total waktu seharusnya jika dari Bandara hingga ke Senggigi biasanya lebih kurang 1,5 Jam, namun karena malam sepi jadinya lebih cepat dari biasanya. Sedangkan untuk biaya yang dipatok hingga sampai di Senggigi sebesar IDR 40K. Oh iya yang membuat saya tertarik waktu dalam perjalanan tersebut adalah jalan di pulau ini lebar-lebar jika dibandingkan dengan kota Pekanbaru.
Selang memasuki kawasan Senggigi, akhirnya saya meminta bus Damri untuk berhenti. Karena memang untuk bisa menuju Sweet Peach House harus masuk ke sebuah jalan lagi. Saya turun di simpang, persis di depan Kantor Desa Meninting, di Jalan Raya Senggigi.
Dari simpang tersebut saya harus berjalan kaki masuk ke jalan Pariwisata setidaknya lebih kurang 700 meter. Karena hari sudah malam dan sepi maka saya urungkan niat untuk berjalan kaki. Masih bingung memikirkan transportasi ke SPH, tiba-tiba cacing dalam perut mulai meronta karena lapar. Untungnya di simpang tersebut masih ada yang berjualan nasi goreng..
Sambil menunggu nasi goreng masak, saya juga ngobrol dengan penjual tersebut. Dan tak disangka beliau juga pernah ke kota saya Pekanbaru. Sambil terus mengaduk-aduk nasi goreng beliau juga menganjurkan untuk bisa sampai penginapan menggunakan gojek saja. Alhamdulillah ternyata ada gojek, dan pada akhirnya saya menggunakan transportasi online tersebut agar bisa sampai ke SPH.
Setelah selesai memesan dan gojek udah ready saya pun lalu pergi menuju hotel tersebut. Karena hanya 700 meter, waktu yang dibutuhkan tak sampai 5 menit. Setelah sampai dengan segera saya turun lalu menuju pos security.
Tak perlu waktu lama penjaganya sudah menunggu dari tadi dan saya lalu masuk ke dalam penginapan sambil juga memperhatikan sekeliling. Jujur tak menyangka bisa sampai di Sweet Peach House. Alhamdulillah !
Karena memang masih banyak simpang siur tentang Corona, penjaga penginapan mengatakan hanya saya berdua dengan tamu lain yang menginap. Dengan segera beliau mengantarkan saya masuk dan menjelaskan berbagai hal keperluan di dalam penginapan ini.
Dari luar memang sangat menarik, lalu saya masuk dan wow, di dalam terlihat seperti terlihat seperti kost-an super premium ala apartemen di AirBnB. Tersedia dapur yang bisa digunakan secara bersama, meja makan, ruang tamu dengan LED TV bersama, komputer dan lainnya.
Saya kemudian diantar ke sebuah kamar standar dengan corak warna hijau, plus dengan nuansa kamar Shabby Chick – American Style yang berada di lantai dasar. FYI SPH memiliki 2 lantai dengan total 5 kamar.
Di dalam kamar sudah ada LED TV, TV Cable, lemari, AC dan full wifi tentunya plus sebuah tempat tidur yang menarik seperti film-film animasi besutan Disney, bisa dikatakan saya jadi seorang putri malam itu (AHHAHAHHA).
Karena baterai saya sudah sangat drop, mau tak mau saya langsung mencuci muka dan lalu kemudian terlelap.
Sweet Peach House Lombok dengan konsep American Style
Alarm yang saya tunggu entah kenapa tidak berbunyi, bahkan saya sudah setel 2 lapis. Pada akhirnya yang membangunkan saya adalah bunyi telfon dari seorang teman yang menanyakan jadi berangkat atau tidak, karena memang seharusnya saya harus lanjut ke Pulau Kenawa.
Saya lalu bangun dan melihat jam yang ternyata sudah pukul 09.00 pagi. Memang rasa capek dan ngantuk terbayarkan langsung ketika mendapatkan tidur nyenyak di tempat yang sangat nyaman. Saya bergegas langsung mandi, agar saya tak terlalu lama membuang-buang waktu.
Setelah selesai mandi, saya pun kembali menyusun peralatan liburan ke Lombok, termasuk kamera dan powerbank yang tadi malam di charge. Karena tadi malam tak sempat melihat kiri kanan di penginapan ini, saya lalu mencoba berkeliling.
Sesuai dugaan saya selama ini, penginapan atau guest house ini memang benar-benar instagramable. Rumah dengan gaya bangunan american ini memiliki warna buah persik sesuai dengan namanya dan membuat siapa pun yang lewat di pinggir jalan Pariwisata ini pasti tertarik dengan bangunan yang mencolok ini.
Halaman depan benar-benar begitu enak dipandang, apalagi jika bisa berfoto berdua dengan pasangan (sayangnya saya jomblo). Masuk ke dalam rumah, kita lalu dihadirkan dengan berbagai macam perabotan yang dipadukan dengan latar, warna dinding pastel, interior vintage dan semua aksesoris yang ada di dalamnya. Sangat banyak sekali spot untuk berfoto, namun lagi-lagi karena saya sendiri saya bingung cara fotonya.
Tentunya bukan itu saja, ada pula beberapa mural/ tulisan menarik seperti pada anak tangga dan dinding yang mana membuatnya menjadi background instagramable untuk berswafoto.
Sambil menunggu teman saya yang akan datang untuk pergi bersama, saya sempatkan mengobrol dengan mas yang menjaga penginapan ini. Saya lupa nama beliau, tetapi dari informasinya saya jadi tau jika SPH mampu menampung hingga 22 orang dengan 5 kamar berbeda. Ada kamar yang untuk keluarga, ada yang memiliki bunk beds, dan ada pula yang standar.
Saya juga diberikan kesempatan untuk berkeliling melihat beberapa kamar yang kosong. Dari 5 kamar, 4 kamar berhasil saya lihat secara langsung, sedangkan satu kamar lainnya ada tamu yang menginap.
Lokasi
Tak usah khawatir saat liburan ke Lombok, lokasinya tak jauh dari pantai Senggigi. Tepat di Jalan Pariwisata No.77, Sandik, Batu Layar, Lombok, Nusa Tenggara Bar. 83355. Kalau ingin ke pantai Senggigi hanya butuh waktu lebih kurang 10 menit. Jadi bisa dikatakan cocokkan sebagai penginapan yang dekat dengan Senggigi.
Jenis ruangan
Seperti yang saya katakan sebelumnya, ada beberapa macam jenis kamar
Lantai dasar :
- Ruang santai bersama
- Ruang makan bersama
- Dapur bersama
- Toilet tamu
- Kamar penjaga/ resepsionis
- Ruang kamar standar corak hijau
- Ruang kamar standar corak ungu
- Ruang kamar bunk beds corak kuning dengan kapasitas 6 orang
Lantai 2 :
- Ruang kamar pink (junior suite) cocok untuk keluarga plus ada balkon dan bathtup
- Ruang kamar biru bunk beds corak biru dengan kapasitas 6 orang
Fasilitas Kamar
Pada umumnya selain kasur dilengkapi dengan kamar mandi dengan shower (air panas ready), full AC, LED TV, full wifi, in-safe box, rak gantungan pakaian dan hanger, ada hair dryer, amenities seperti pasta dan sikat gigi, handuk mandi, tea set dengan water heater, Air Mineral 600 ml 2 buah, rak sepatu, dan pastinya buat muslim seperti saya adanya sajadah dan alquran pada tiap kamar.
Untuk tipe bunk beds ada penambahan laci penyimpanan sebanyak 6 unit. Sedangkan untuk kamar keluarga/ pink ada penambahan seperti meja, lemari pakaian, bathtup, balkon pribadi, dan 2 LED TV.
Fasilitas Umum
- Ruang santai bersama dilengkapi AC dan LED TV dengan cable tv
- Meja Makan
- Kulkas 2 pintu
- Kompor Listrik
- Microwave
- Pemanggang roti
- Penanak nasi/ Rice cooker
- CCTV
- Taman kecil
- Kursi santai
- Genset
- Area Parkir dll
Well, selain dijadikan tempat menginap banyak juga yang menjadikan penginapan di Lombok ini sebagai tempat untuk foto Pre-wedding atau private birthday.
Sayangnya saat saya ke Lombok, saya hanya menginap di sini 1 malam saja. Karena memang kejar target dan waktu liburan yang disediakan oleh kantor tak banyak. Harga untuk satu malam yang ditawarkan saat itu mulai dari IDR 200K. Pastinya jika kembali liburan ke Lombok saya akan menginap lagi di Sweet Peach House yang dekat dengan Senggigi.
Hihihi sayapun bakal nekad kalau punya rencana malah udah punya tiket
Apalagi ke Lombok, wow destinasi impian
Catat ah alamat Sweet Peach House, supaya mudah kalau ke Lombok
Lebih perlu modal untuk melihat keindahan Indonesia dibandingkan berpertualang di negeri tetangga. Lombok destinasi impian yg jg belum didatangi oleh saya, hiks. Btw penginapan sweet peace house-nya konsepnya rumah yang nyaman banget ya. Gagal fokus dgn kalimat tempat tidurnya mengingatkan cerita putri2 di dongeng Disney, kalau yg tidur cowok bisa ngimpi ketemu seorang putri kali ya hehehe.
Masya Allah, rumahnya rumah idaman banget itu mbaaa. Hihihi. Shabby chic. Warnanya peach pula. Keren ini arsitek dan desainer interiornya. Cocok banget buat wisata keluarga.
Asli gemesh banget ini penginapannya, kapan hari mau ke Lombok dan rencana nginep di situ, tapi ketunda terus hikss
Daku juga pernah gitu mesen tiket pesawat jauh bulannya, ya lumayan harganya haha.
Btw, Penginapannya sesuai dengan namanya ya Bang, “sweet” dati tampilannya memang manis ternyata pas lihat isi kamar mang manis.
Cantik banget penginapannya. Interior kamar juga waow. Nggak puas ah kalo cuma 1 malam hahaha. 3 malam lah paling ngga. Oya sesua namanya, peach house, warnanya juga peach, bener2 warna yg cantik deh.
jadi pengin traveling ke lombok sekarang jugaaaa, aakk
aku rencana kalo ke lombok, juga pengin nginep di mari ahh
gemasshhh banget lihat interior shabby chic-nya
bikin tenaaangg hati kita ya kaakkk
Mas, ini berapa ratenya di situ? Seru yaa nuansa shabby chicknya kental banget mulai dari fascade bangunan sampe interiornya, dan kayanya comfy and homy tar kalo ke Lombok mau cobain deh nginep disitu
Aih seneng banget deh liat rumahnya. Semuanya apik mulai dari penataan, pengaturan warna, dan jenis dekorasinya. Bisa jadi referensi nih kalau ada rezeki dan kesempatan berlibur ke Lombok.
Guest housenya dari warnanya saja sudah cantik dan unik. Isinya juga lengkap. Jadi kalo mau ke lombok hrs ke negeri jiran dulu ya kak biar murah
Terima kasih sharingnya. Kalo mau liburna saya biasanya suka cari dari blog orang nih. Oh ya bang, ini ada episod 2 gak? Saya ada rencana mau ke lombok tapi masi bingung transportasi selama di sana
Salam,
Sesama orang pki
biar ga bingung bisa pake rental motor atau mobil. saya selama di sana kebetulan pake motor sih mba
https://www.escapeswithandrew.com/rental-motor-di-lombok/