Punya schedule berliburan ke ranah minang Sumatera Barat ? baiknya mulai dari sekarang menyiapkan bahasa minang praktis yang bisa bantu Teman-teman komunikasi dengan banyak warga lokal di Sumatera Barat.
Tak bisa dipungkiri, ada kalanya ragam bahasa membuat traveler terkadang susah untuk berkomunikasi. Sebagai contoh kalanya berliburan ke beberapa daerah yang ada di Sumatera Barat. Supaya jalan-jalan Kamu ke Ranah Minang lebih seru dengan komunikasi lokal tak ada salahnya Kita paham dan mengerti seputar ragam tutur kata lokal yang biasa digunakan.
[toc]
Bahasa Minang Praktis saat Traveling ke Ranang Minang
Dari beberapa perjalanan yang Saya lakukan, bisa memahami atau bisa bertutur kata langsung dengan menggunakan bahasa daerah bisa menjadi kebahagiaan dan manfaat tersendiri, semisal saat Saya bisa jadi lebih akrab dengan warga lokal meski terkadang pengucapan kata yang salah (hahahah).
Apalagi jika pada saat berbelanja membeli oleh-oleh lokal dan berwisata ke Bukittinggi yang ada kalahnya membuat percakapan terkesan menghibur dan membuat Saya terkadang diberikan diskon oleh para pedagang.
Cara bertutur kata dengan bahasa lokal ini juga bisa kita gunakan saat sedang berliburan ke Sumatera Barat. Meski menggunakannya tidak terlalu lancar, paling tidak gunakan sedikit bahasa Minang. Mana tau bisa menjadi pengalaman dan menguntungkan untuk Teman-teman
Berikut beberapa bahasa Minang yang sering digunakan saat di beberapa daerah Sumatera Barat :
1. Rancak bana
Ranah minang sangat dikenal dengan beragam keelokan alamnya, dan barisan bukit barisan hijau yang tersebar. Kita bisa mengekspresikan keelokan atau keindahan alam tadi dengan kata “Rancak Bana”. “Rancak” biasanya berarti bagus/ cantik/ indah/ elok. Sebaliknya kata “Bana” biasa mengartikan sekali/banget/nian/luar biasa. Jika dipadukan tentunya memiliki arti bagus sekali/ cantik banget/indah nian. Nah ada kalanya dari pengalaman saya, Ketika seorang pedagang atau penduduk lokal melihat gadis cantik pasti menggunakan kata tersebut. Terlebih jika kamu seorang bule cewe yang cakep.
2. Onde mande
Mungkin Teman-teman juga pernah mendengar atau malahan kalimat ini tak asing ditelinga. Yap benar sekali, kata Onde mande ini sering di dengar di televisi, entah itu acara hiburan dan lainnya. “Onde mande” merupakan sebuah kata yang mengungkapkan sebuah ekspresi terkejut atau kaget. Bisa digunakan positif ataupun secara negatif. “Onde” biasanya berarti “ya ampun” sedangkan “Mande” berarti ibu. Maka jika dipadukan bisa sejajar dengan kata “Ya ampun, Ibu!”.
Sebagai contoh penggunaannya pada kalimat seperti “Onde mande, rancak bana!” yang berarti ekspresi sangat mengagumi keindahan atau kecantikan. “Onde mande, lamak bana!” yang memiliki arti “Ya ampun Ibu, enak sekali makanan ini” atau ekspresi sangat memuji sebuah makanan/ masakan kuliner Sumatera Barat seperti Itiak Lado Hijau.
3. Tambuah ciek
Rasanya bisa dikatakan ucapan atau kata ini sering Kita dengar. Apalagi jika sering melihat food influencer atau youtuber yang sering membahas makanan minang. Kata ini juga sering terdengar di rumah makan Padang/ Minang yang ada di tanah air.
“Tambuah ciek” biasanya digunakan saat seorang pembeli atau tamu dari rumah makan meminta makanan tambahan. Bisa saja untuk tambahan nasi, lauk atau minuman. Jadi Ketika kamu lagi makan enak dan sedap terus nanggung dan ingin menambah, janga lupakan menggunakan kata ini. “Tambuah ciek da!” (tambah satu bang).
4. Lamak bana
Kalau sudah Tambuah! Berarti makanan yang sedang kita makan begitu enak dan sedap. Maka kata yang pas kita gunakan untuk mengungkap ekspresi tersebut adalah “Lamak bana”. Selain itu pengucapan ini juga kadang digunakan saat orang lain bertanya bagaimana rasa makanan yang kita makan. Jika sedap dan enak tinggal jawab, “Lamak bana!”. Kamu bisa gunain kata ini saat mencoba sarapan khas pical Ayang Bukittinggi.
5. Baa kaba?
Di tanah air tentunya kata “Apa kabar” biasanya akan selalu menjadi sebuah pengucapan awal pada saat kita bertemu seseorang, selain menggunakan kata “Hai”. Nah begitu pula dalam Bahasa minang yang juga memiliki Bahasa khas ketika bertemu seseorang. Untuk penggunaan kalimat apa kabar maka Bahasa minang praktis nya adalah “Baa kaba”. Baa berarti bagaimana sedangkan untuk kata kaba memiliki arti kabar. Oleh karena itu apabila digabungkan kedua kata ini mempunyai arti bagaimana kabar? Untuk menjawabnya Kamu cukup mengatakan “Alhamdulillah sehat” atau “Lai elok Uda/Uni.”
6. Bilo tibo?
Karena sibuknya merantau kadang kalau banyak orang minang sekalipun pulan lupa dengan bahasanya. Biasanya saat pulang ke ranah minang atau ke kampung biasanya saudara, tetangga atau warga di kampung akan bertanya “Bilo tibo?”. Kalimat pertanyaan ini biasanya dipakai saat seseorang baru datang atau baru sampai. Bilo memiliki arti bila atau kapan. Sedangkan tibo berarti tiba atau datang. Jika dipadukan kedua kata tersebut maka akan memiliki arti kapan sampai?.
7. Bara tu ni/da?
Berbelanja oleh-oleh tentunya menjadi kegiatan yang selalu dilakukaan saat traveling. Jika Kamu ingin bertanya berapa harga suatu barang kamu bisa gunakan kalimat “Bara tu ni/ da?”. Bara berarti berapa sedangkan tu berarti itu. Jika penjualnya seorang lelaki gunakan Bara tu da? sedangkan jika perempuan gunakan Bara tu ni?. Mana tau jika penggunaan kata kamu pas dan logatnya cocok kamu akan terkesan sebagai orang lokal. Bisa saja mendapatkan harga lebih murah.
8. A ko/A ni?
Kata seperti ini merupakan singkatan dari “Apo iko ni/da”. A ko berarti apa ini/ itu. Digunakan saat bertanya tentang sesuatu barang atau benda.
9. Sia tu?
Jika sebelumnya penggunaan kata apa itu/ini, “sia tu” memiliki arti siapa itu? Biasa dipakai saat bertanya siapa orang.
10. Pai kama tu?
Penggunaan kalimat pertanyaan ini biasanya digunakan pada saat kita ingin pergi ke suatu tempat. Pai kama tu? “Pai” memiliki arti pergi, sedangkan “kama” berarti kemana, Jika dipadukan kedua kata ini menjadi pergi kemana.
11. Siko ciek Da
Sebagai traveler apalagi yang suka backpacker tentunya penghematan dana sudah menjadi hal umum. Kalau misalkan kita menaiki kendaraan umum seperti oplet/ mikrolet biasanya pasti menggunakan kalimat ini. Siko ciek biasa dipakai oleh warga ranah minang untuk memberhentikan oplet/ mikrolet yang melaju, yang berarti “Stop, turun satu di sini bang”.
12. Aiaa angek ciek
Kalau sedang makan di rumah makan minang dan ingin minta air putih cukup menyebut “Aiaaa angek ciek da!” yang berarti meminta air putih hangat untuk diminum. Jika lebih dari satu maka tinggal ganti penyebutan ciek dengan angka lain, semisal duo (dua), tigo (tiga) dll.
13. Nda ado pitiah ketek
Penggunan kalimat ini juga harus diketahui apalagi saat sedang berbelanja. Nda ado pitiah memiliki arti “Tidak ada uang” di mana nda memiliki arti tidak, dan pitih berarti uang.
Bukan berarti sekolah ya.. Siko lah biasanya digunakan saat memanggil orang untuk dekat dengan kita. Misalnya saya ingin kamu duduk di samping saya, maka saya akan memanggil nama Kamu “Robby, ka siko lah”. Kalimat ini memiliki arti Ke sini lah. Oh iya kadang ada juga yang biasa menggunakan kalimat “Kamari lah” yang berarti “kemari lah”.
14. Bara sadonyo?
Nah penggunaan bahasa minang praktis selanjutnya adalah “Bara sadonyo” juga penting banget saat melakukan jual beli. Untuk menyebut nilai total belanjaan maka biasanya penyebutan yang tepat adalah Bara Sadonyo. Bara memiliki arti Berapa sedangkan Sadonyo berarti Semuanya.
15. Bungkuih ciek
Bagi penggemar nasi Padang mungkin kalimat ini terdengar familier. Bungkuih memiliki arti “Bungkus” sedangkan “Ciek” berarti satu. Yaaap bener sekali, Bungkus satu!
16. Lai bisa kurang? Bara pasnyo? Kuranglaah saketek
Ga bisa dipungkiri penghematan itu bisa di mana saja. Apalagi yang namanya belanja, tawar menawar pasti tak terhindarkan. Bagi warga ranah minang biasa menggunakan kata “Lai bisa kurang?” untuk menawar harga (Bisa kurang tidak?). Kata lain yang juga sering digunakan adalah “Bara pasnyo?” yang berarti “Berapa harga pasnya?”. Biasanya kalau masih ingin menawar menggunakan kata “Kuranglah saketek” yang berarti “kurangilah sedikit”.
Percakapan Bahasa minang yang sering digunakan
Percakapan Bahasa Minang Untuk Bertanya Kabar
- Apo kaba? (Bagaimana Kabar/ Apa Kabar?)
- Lai elok. Ba’a kaba? Lai sehat-sehat se nyo kan? (Sehat. Bagaimana kabarnya pula? Ada sehat-sehat saja kan?)
- Alhamdulillah, lai elok se kawan (Alhamdulillah baik-baik saja kawan)
Percakapan Bahasa Minang untuk Perkenalan
- Halo, namo awak/ ambo/ den Andrew, mudah-mudahan dengan adonyo perkenalanko awak baduo bisa jadi kawan elok yo (Halo, nama saya Andrew. Mudah-mudahan dengan adanya perkenalan ini kita berdua bisa jadi teman baik ya)
- Dima Andrew tinggal di siko ko? (Di mana Andrew tinggal di sini?)
- Iyo. Pai makan wak kalua lah (Iya. Pergi makan kita keluar yuk)
Percakapan Bahasa Minang Untuk Pasangan
- Aden cinto jo waang (Saya cinta sama kamu)
- Iyo, samo. Ambo/Den/Denai mode tu lo, cinto juo jo ang/ adiak (Iya, sama. Aku juga seperti itu, cinta juga sama kamu/ adek)
Kamus Kata Bahasa Minang dari Swadesh
No. | Bahasa Minang | Bahasa Indonesia |
1 | Ambo, Awak, Denai, Aden | Saya |
2 | Ang, Kau | Kamu |
3 | Inyo, Paja | Dia |
4 | Awak, Kito | Kami/Kita |
5 | Wa’ang | Kalian |
6 | Pajatu | Mereka |
7 | Iko | Ini |
8 | Itu | Itu |
9 | Siko | Sini |
10 | Sinan | Situ/Sana |
11 | Sia, Siapo | Siapa |
12 | A, Apo | Apa |
13 | Dima, Dimano | Di Mana |
14 | Bilo | Kapan |
15 | Ba’A, Baapo, Co’A | Bagaimana |
16 | Bukan, Indak | Bukan/Tidak |
17 | Sado | Semua |
18 | Rami, Banyak | Banyak |
19 | Babarapo, Babara | Beberapa |
20 | Sakenek, Sakociak, Saketek | Sedikit |
21 | Lain | Lain |
22 | Ciek, Satu | Satu |
23 | Duo | Dua |
24 | Tigo | Tiga |
25 | Ampek, Ompek | Empat |
26 | Limo | Lima |
27 | Gadang, Godang, Basa, Bosa | Besar |
28 | Panjang | Panjang |
29 | Leba | Lebar |
30 | Taba | Tebal |
31 | Barek, Borek | Berat |
32 | Kenek, Ketek, Kaciak, Kociak | Kecil |
33 | Pendek | Pendek |
34 | Sampik | Sempit |
35 | Tipih | Tipis |
36 | Padusi | Perempuan/Wanita |
37 | Lalaki | Laki-Laki/Pria |
38 | Urang, Ughang | Manusia |
39 | Anak | Anak |
40 | Bini | Istri |
41 | Suami | Suami |
42 | Amak, Omak | Ibu |
43 | Apak | Ayah |
44 | Hewan | Binatang |
45 | Ikan | Ikan |
46 | Buruang, Unggeh | Burung |
47 | Anjiang | Anjing |
48 | Kutu | Kutu |
49 | Ula | Ular |
50 | Caciang | Cacing |
51 | Pohon | Pohon |
52 | Rimbo | Hutan |
53 | Dahan | Ranting |
54 | Buah | Buah |
55 | Biji | Biji |
56 | Daun | Daun |
57 | Urek | Akar |
58 | Kulik Kayu | Kulit Kayu |
59 | Bungo | Bunga |
60 | Rumpuik | Rumput |
61 | Tali | Tali |
62 | Kulik | Kulit |
63 | Dagiang | Daging |
64 | Darah | Darah |
65 | Tulang | Tulang |
66 | Lamak, Lomak | Lemak |
67 | Talua, Tolua | Telur |
68 | Tanduak | Tanduk |
69 | Ikua | Ekor |
70 | Bulu | Bulu |
71 | Rambuik | Rambut |
72 | Kapalo | Kepala |
73 | Talingo | Telinga |
74 | Mato | Mata |
75 | Hiduang | Hidung |
76 | Muluik,Muncuang | Mulut |
77 | Gigi | Gigi |
78 | Lidah | Lidah |
79 | Kuku | Kuku |
80 | Kaki | Kaki |
81 | Tapak Kaki | Telapak Kaki |
82 | Lutuik | Lutut |
83 | Tangan | Tangan |
84 | Sayok | Sayap |
85 | Paruik,Poruik | Perut |
86 | Tambusu | Usus |
87 | Tangkuak, Tongkuak | Leher |
88 | Pinggang | Punggung |
89 | Susu | Payudara |
90 | Jantuang | Jantung |
91 | Hati | Hati |
92 | Maminum | Minum (Meminum) |
93 | Mamakan | Makan (Memakan) |
94 | Manggigik | Gigit (Menggigit) |
95 | Maisok | Isap (Mengisap) |
96 | Maludah | Ludah (Meludah) |
97 | Mamuntah | Muntah |
98 | Maambuih | Tiup (Meniup) |
99 | Ba’Angok | Nafas (Bernafas) |
100 | Galak | Tawa (Tertawa) |
101 | Maliek | Lihat (Melihat) |
102 | Mandanga,Mandonga | Dengar (Mendengar) |
103 | Mangarati,Mangaroti | Tahu (Mengetahui) |
104 | Bapikia | Pikir (Berpikir) |
105 | Mancium | Cium (Mencium) |
106 | Takuik | Takut |
107 | Lalok, Tidua | Tidur |
108 | Iduik | Hidup |
109 | Mati | Mati |
110 | Mambunuah | Bunuh (Membunuh) |
111 | Bacakak, Batumbuak, Bagaluik | Kelahi (Berkelahi) |
112 | Baburu | Buru (Berburu) |
113 | Mamukua, Malantuang | Pukul (Memukul) |
114 | Mangarek, Mamotong | Potong (Memotong) |
115 | Mambalah | Belah (Membelah) |
116 | Manusuak | Tusuk (Menusuk) |
117 | Mancorek | Coret (Mencoret) |
118 | Manggali | Gali (Menggali) |
119 | Baranang | Renang (Berenang) |
120 | Tabang | Terbang |
121 | Bajalan | Jalan (Berjalan) |
122 | Datang | Datang |
123 | Babariang | Baring (Berbaring) |
124 | Duduak | Duduk |
125 | Tagak | Diri (Berdiri) |
126 | Babelok | Belok (Berbelok) |
127 | Jatuah | Jatuh |
128 | Mambari, Maagiah | Beri (Memberi) |
129 | Mamacik, Mamogang | Pegang (Memegang) |
130 | Marameh | Peras (Memeras) |
131 | Manggusuak | Gosok (Menggosok) |
132 | Mambasuah | Cuci (Mencuci) |
133 | Maapuih | Hapus (Menghapus) |
134 | Maegang | Tarik (Menarik) |
135 | Mandorong,Manolak | Dorong (Mendorong) |
136 | Malempa, Mancampak | Lempar (Melempar) |
137 | Mangikek, Mangabek, Mangobek | Ikat (Mengikat) |
138 | Manjaik | Jahit (Menjahit) |
139 | Maetong | Hitung (Menghitung) |
140 | Bakato | Kata (Berkata) |
141 | Banyanyi, Badendang | Nyanyi (Bernyanyi) |
142 | Bamain | Main (Bermain) |
143 | Mangambang | Apung (Mengapung) |
144 | Mangalia | Alir (Mengalir) |
145 | Mambaku | Beku (Membeku) |
146 | Mambangkak | Bengkak (Membengkak) |
147 | Matoari | Matahari |
148 | Bulan | Bulan |
149 | Bintang | Bintang |
150 | Aiaaie | Air |
151 | Ujan | Hujan |
152 | Sungai, Sei, Batang Aia | Sungai |
153 | Danau | Danau |
154 | Lauik | Laut |
155 | Garam | Garam |
156 | Batu | Batu |
157 | Pasia, Kasiak | Pasir |
158 | Dabu | Debu |
159 | Bumi | Bumi |
160 | Awan | Awan |
161 | Kabuik | Kabut |
162 | Langik | Langit |
163 | Angin | Angin |
164 | Salaju | Salju |
165 | Es | Es |
166 | Asok | Asap |
167 | Api | Api |
168 | Abu | Abu |
169 | Baka | Bakar |
170 | Jalan | Jalan |
171 | Gunuang | Gunung |
172 | Merah, Sirah | Merah |
173 | Ijau | Hijau |
174 | Kuniang | Kuning |
175 | Putiah | Putih |
176 | Itam | Hitam |
177 | Malam | Malam |
178 | Ari | Hari |
179 | Tahun | Tahun |
180 | Angek | Hangat |
181 | Dingin, Sajuak | Dingin |
182 | Panuah | Penuh |
183 | Baru | Baru |
184 | Lamo | Lama/Tua |
185 | Rancak, Elok | Baik |
186 | Buruak | Buruk |
187 | Busuak | Busuk |
188 | Kumuah | Kotor |
189 | Luruih | Lurus |
190 | Bulek | Bulat |
191 | Tajam | Tajam |
192 | Tumpua | Tumpul |
193 | Licin | Licin |
194 | Basah | Basah |
195 | Kariang | Kering |
196 | Batua | Betul |
197 | Dakek | Dekat |
198 | Jauah | Jauh |
199 | Suok | Kanan |
200 | Kida | Kiri |
201 | Di | Di |
202 | Dalam | Dalam |
203 | Jo | Dengan |
204 | Jo | Dan |
205 | Kok, Jikok | Kalau |
206 | Karano, Dek | Karena |
207 | Namo | Nama |
So bagaimana? Sudah memulai Bahasa minang yang praktis ini? Mudah mudahan bisa membantu teman-teman saat jalan-jalan atau traveling ke berbagai destinasi di Sumatera Barat ya.
Tetangga depan rumahku pas orang padang. Banyak orang asli minang di lingkunganku. Sepertinya aku harus nyatet kosakata yang ada di artikel ini, supaya bisa paham dikit2 apa yang mereka bicarakan. Minimal bisa praktek dikit2 saat beli nasi padang, hehe..
Tapi aku jarang mendengar mereka ngomong ‘rancak bana’ atau ‘onde mande’ di sini. Mungkin lebih sering dipakai di sumbar kali ya?
Mantap deh, bagus dibaca buat yang minim tahu bahasa Minang seperti saya. Jadi ikut membayangkan pengucapannya waktu baca bahasa Minang ini
sebelum ke suatu daerah, baiknya emang tahu tentag bahasanya setidaknya yang sehari-hari digunakan dalam bercakap, kali pas mau beli sesuatu tuk oleoleh kaan bisa dikasih murah tuh ya 🙂
makasih nih Kak, kosakata bahasa Minang-nya 🙂
moga bisa ke Padang juga ih nanti 😀
Mendengarkan orang Minang menggunakan bahasanya dengan cara kita mengucapkannya mungkin terasa ada yang beda. Saya punya teman orang Minang. Beberapa kali saat berbicara dia terpengaruh dengan logat minangnya. Dan itu kayaknya pas banget sama dia. Nah, pas saya yang ngomong tu jadi terasa aneh. Hehehehe